Selasa, 10 April 2012

Yogya Kota Paling Galau di Twitter Indonesia


SX Indeks didesain untuk mengerti perilaku orang Indonesia melalui internet.


SX Indeks Tema Cinta   


VIVANews - "Cinta", "pacar", dan "galau" menjadi tema populer dalam perbincangan media sosial di Indonesia. Dalam pemantauan seminggu saja selama 25-31 Maret 2012, "cinta" menjadi topik hangat di Twitter Indonesia dengan 489.110 tweet.

Data ini diungkapkan pada saat peluncuran SX Indeks di fX, Jakarta. SX Indeks merupakan layanan baru kreasi lokal dari Salingsilang.com yang didesain untuk mengerti perilaku orang Indonesia melalui internet.
Dari hasil penelusuran SX Indeks, Yogyakarta menjadi kota yang paling sering membicarakan tema "pacaran" sekaligus kota yang paling sering galau di Twitter.

Jakarta menjadi kota yang paling sering bicara cinta hingga 53.445 tweet. Mesin SX Indeks juga bisa mengukur sentimen, hashtag populer, mention harian, dan klien Twitter yang digunakan.

Layanan SX Indeks ditujukan untuk pemilik brand, biro iklan, media massa, dan pihak yang ingin memantau percakapan berhubungan dengan brand, kampanye digital, dan lainnya. Pengguna dapat melakukan riset perilaku publik lewat media sosial. "Teknologi social media is an absolute advantage of Indonesia," ujar Chief Operating Officer SX Indeks, Shafiq Pontoh.

Managing Editor Salingsilang.com, Enda Nasution, juga bertugas menjadi Technical Advisor SX Indeks. “Dengan SX Indeks, data percakapan publik menjadi lebih nyata dan dapat ditindaklanjuti secara real time,” ujar Enda.

Kegandrungan orang Indonesia akan media sosial sudah bisa dilihat dari berbagai statistik jumlah pengguna internet. Pengguna aktif Twitter mencapai 19 juta dengan produksi kicauan harian rata-rata 2 juta atau 15 persen dari total tweet dunia.

Indonesia berada di posisi ke-3 pengguna aktif Twitter setelah Amerika Serikat dan Brazil. Salingsilang.com dengan SX Indeks menjadikan perkembangan media sosial di Indonesia sebagai fokus utamanya.
SX Indeks akan melakukan pengembangan lebih lanjut untuk lebih mengerti perilaku, emosi, dan kebutuhan orang Indonesia. Setelah Twitter, mereka akan menjaring blog, Facebook, dan portal berita. Algoritma untuk menjaring percakapan bahasa daerah seperti Sunda dan Jawa pun sudah masuk daftar rencana SX Indeks.

Senin, 09 April 2012

UN Jujur Suatu Keharusan





JAKARTA, KOMPAS.com - Kejujuran adalah prasyarat utama untuk pelaksanaan ujian berdampak besar seperti ujian nasional (UN). Karena itu, penyelenggaraan UN harus dijamin jujur di semua lini.

 "Tapi, UN bukanlah alat mengukur kejujuran, karena yang diukurnya berbeda," ujar Elin Driana, ahli evaluasi pendidikan dan pengajar di Universitas Hamka Jakarta, Senin (9/4/2012).

 Menurut Elin, jaminan pelaksanaan UN yang jujur harus terintegrasi, tidak hanya menekan siswa semisal dengan membuat pernyataan "mengerjakan UN dengan jujur". Dalam kenyataannya, justru kecurangan UN banyak dilakukan mulai dari panitia, pengawas, hingga guru.

 Terkait dengan paket soal UN yang berbeda-beda, yang tahun ini dibuat dalam lima paket, menurut Elin hal itu sah-sah saja dalam sebuah tes.

"Masalahnya, apa pemerintah bisa menjamin bahwa soal-soal ujian atau materi ujian tiap paket itu setara tingkat kesulitannya? Pernah saya temukan, soal-soal UN untuk Bahasa Indonesia, misalnya, ternyata antara satu paket dengan paket lainnya tidak setara. Ini kan merugikan peserta UN," ujar Elin.

 Elin menambahkan, nilai UN tidak dapat otomatis digunakan untuk mengukur prestasi guru ataupun sekolah. Sebab, input di tiap sekolah berbeda dan bisa semakin memunculkan kecurangan bila dikaitkan dengan reputasi sekolah.

 Lebih parah lagi jika dikaitkan dengan reputasi daerah. Padahal, validitas alat ukur juga bergantung pada tujuannya.

 "Yang paling penting, UN mesti dievaluasi secara menyeluruh untuk menilai efektivitas dan dampak-dampak negatifnya," kata Elin.

 Kepala SMAN 4 Bandung, Cucu Saputra, mengatakan, soal ketidakjujuran UN jangan serta-merta menimpakannya kepada guru dan siswa.

"Yang tidak jujur itu sebenarnya siapa? Sekolah kan di bagian ujungnya. Tapi intinya, sekolah mendukung UN jujur dan menghimbau siswa secara persuasif untuk tidak berbuat curnag saat UN," kata Cucu.