
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kurikulum pendidikan di Indonesia kembali akan berubah, saat ini sudah dirancang dan dipersiapkan kurikulum 2013. Menariknya di tingkat SMA tidak akan ada lagi penjurusan IPA , IPS, atau Bahasa tetapi anak-anak akan dibebaskan untuk memilih mata pelajaran yang disukai.
Hal tersebut merupakan angin positif dari kurikulum baru yang akan mulai diterapkan pada Juli 2013 untuk kelas 1, IV, VII, dan X. Perubahan kurikulum akan secara bertahap dilakukan dan hasilnya akan kelihatan tiga tahun kemudian setelah 2015.
Menteri Pendidikan Muhammad Nuh menjelaskan bahwa tentang pilihan masuk IPA atau IPS masuk dalam uji publik. Fakta di lapangan bahwa pada masa lalu, anak-anak yang masuk jurusan IPA diperbolehkan masuk jurusan apapun pada saat kuliah, lain halnya dengan jebolan IPS yang lebih sempit pemilihan jurusannya pada saat kuliah karena jurusan IPS tidak boleh masuk jurusan teknik..
"Dari situ sudah kelihatan diskriminatif, IPA boleh masuk sosial, tapi sosial tidak boleh masuk ke IPA, itu diskriminatif. Itu yang kita sudah diubah, jurusan apa saja boleh masuk IPA boleh masuk IPS, IPS boleh masuk IPA yang penting tesnya diikuti dan lulus.," ungkap M Nuh di Kementrian Pendidikan, Jakarta Selatan, Kamis (6/12/2012).
Menurut M Nuh bila bila kurikulum 2013 diterapkan, maka tidak akan ada lagi penjurusan IPA IPS. Alasannya singkat saja, menurut M Nuh SMA masih merupakan subjek umum. Sehingga anak-anak akan dibebaskan memilih mata pelajaran sesuai dengan keinginan siswa.
"Jurusan apa saja boleh sehingga anak tidak terpaku pada kotak yang sudah disediakan, tapi umum boleh ini, boleh ini, boleh itu," katanya.
Namun pada prinsipnya muatan materi pelajaran di SMA mengajarkan tentang fenomena-fenomena alam dan sosial tetap ada sebagai pilihan-pilahan mata pelajaran yang diminati siswa.
"Banyak siswa yang ambil mata pelajara x tapi sedikit yang ambil mata pelajaran y, itu terserah," ungkapnya.