Faisal Basri
JAKARTA, KOMPAS.com — Apabila ingin selamat dari krisis apa pun, termasuk ekonomi dan keuangan, DKI Jakarta harus memiliki pemimpin yang tegas dalam mengambil keputusan.
"Kalau tidak ada ketegasan, DKI tidak selamat dan selalu diliputi banyak persoalan, termasuk krisis ekonomi dan keuangan," kata calon gubernur independen DKI Jakarta, Faisal Basri, Sabtu (3/3/2012) di Jakarta.
Pengamat ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu menjelaskan, karena DKI Jakarta adalah ibu kota negara tempat pusat pemerintah, pemimpin negaranya pun harus memiliki ketegasan. Sebab, keputusan pemimpin negara, yakni Presiden RI, yang berada di DKI Jakarta, akan ikut memberi pengaruh langsung terhadap kondisi Jakarta.
Oleh sebab itu, Presiden RI harus memiliki sikap tegas agar ekonomi Jakarta juga dapat kondusif. "Ketidaktegasan sikap Presiden selama ini, misalnya, saat akan membuat keputusan harga bahan bakar minyak, jelas membuat nilai tukar turun-naik dan menimbulkan spekulasi harga di masyarakat sampai sekarang ini," tuturnya.
Menurut Faisal, rencana pembatasan BBM yang tak kunjung diputuskan oleh Presiden sejak tahun lalu dan kini berubah lagi dengan rencana kenaikan harga BBM menimbulkan ketidakpastian ekonomi. "Akibatnya, krisis yang terjadi di Jakarta bukan karena krisis zona mata uang Euro, melainkan karena sikap Presiden sendiri yang ragu-ragu," tuturnya.
Perkuat daya tahan
Bagi Faisal, sebagai calon Gubernur independen DKI Jakarta, kunci utama menghadapi krisis adalah dengan memperkuat daya tahan warganya.
"Caranya, dengan memberi jaminan dan layanan kesehatan yang mudah dan murah, pendidikan yang berkualitas bagi rakyat, jaminan sosial dan jaring-jaring pengaman sosial bagi rakyat serta penciptaan lapangan kerja yang berkualitas untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan di ibu kota negeri," paparnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar