Jumat, 11 November 2011

Individualistis dan Emosi, Kelemahan Timnas U-23



SEA Games Indonesia 2011



Pemain Indonesia berselebrasi setelah berhasil membobol gawang Singapura pada laga penyisihan Grup A cabang sepak bola SEA Games XXVI/2011 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (11/11/2011). Indonesia menang dengan skor 2-0.

JAKARTA, KOMPAS.com - Di balik kemenangan atas Singapura 2-0 dalam laga lanjutan Grup A SEA Games XXVI di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jumat (11/11/2011) sore, pelatih Rahmad Darmawan menilai Timnas Indonesia U-23 masih menunjukkan sejumlah kelemahan. Egi Melgiansyah dan kawan-kawan dinilai bermain terlalu individualistis, hari ini.

Indonesia mampu unggul 2-0 terlebih dulu pada babak pertama melalui gol Patrich Wanggai dan Titus Bonai. Namun, setelah istirahat turun minum, Indonesia yang unggul dalam hal jumlah pemain justru gagal menciptakan gol tambahan. Hal ini tidak terlepas dari keegoisan pemain yang menunjukkan aksi individual sehingga beberapa peluang gagal dikonversi menjadi gol.

"Setelah kita unggul dan mereka mengubah skema permainan dari 3-4-3 menjadi 4-4-1 saat kehilangan satu pemain, beberapa kali kita justru melakukan permainan individu dribling yang tidak efisien. Padahal kalau kami bisa posseion play dan memanfaatkam jarak lebar lapangan, mungkin lebih efisien. Saya beberapa kali ke pinggir lapangan mengingatkan pemain,'Kick a ball'," katanya usai pertandingan.

RD, sapaan akrab Rahmad, juga menilai timnya terpancing emosi oleh permainan keras yang diperagakan Singapura. RD berjanji untuk menyelesaikan permasalahan ini saat melawan Thailand, Minggu (13/11/2011).

Dalam pertandingan tersebut, sejumlah pemain "Garuda Muda" memang tampak tersulut emosinya dengan perlawanan pemain asuhan Slobodan Pavkovic, misalnya seperti yang dilakukan oleh Patrich Wanggai.

Insiden itu diawali ketika pemain Singapura menjatuhkan Wanggai dengan keras. Patrich sempat menendang bagian belakang tubuh pemain Singapura dan kemudian menabraknya setelah melihat pemain itu menekel Oktovianus Maniani. Atas emosinya itu, wasit mengganjar Patrich dengan kartu kuning pada menit ke-52.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar