Jumat, 11 November 2011

Jangan Bedakan Saya!

ASEAN Para Games Indonesia 2011







Melihat seseorang dengan kondisi tubuh tak sempurna, mungkin ada rasa iba dalam diri kita. Padahal rasa iba dan kasihan inilah yang terkadang tak diinginkan kehadirannya oleh mereka. Mereka ingin dipandang dengan derajat yang sama. Prinsip seperti itulah yang tertanam dalam diri Martin Losu, atlet paralympic yang bakal menjadi andalan Indonesia di ajang ASEAN Para Games 2011 mendatang.

Martin tampak begitu gagah saat bersiap di garis start lintasan lari Stadion Manahan, Solo, dalam sesi latihan Sabtu (4/6) lalu. Matanya menatap tajam ke depan seolah garis finis yang berjarak 100 meter di depannya siap diterkam. Begitu aba-aba dibunyikan, ia pun berlari cepat melesat hingga masuk garis finis dengan kisaran waktu 11 detik.

“Catatan waktu terbaik saya di lari 100 meter adalah 11,04 detik. Sementara untuk nomor 200 meter, waktu terbaik saya adalah 23,05 detik,” ucap Martin seusai menjalani latihan.

Waktu yang ditorehkan Martin terbilang luar biasa. Karena itu tak salah jika akhirnya ia diandalkan oleh Indonesia di tiga nomor sekaligus; 100, 200, dan 400 meter putra saat ASEAN Para Games digelar bulan Desember mendatang. “Ya, saya ingin bisa mengemban tanggung jawab itu. Saya akan berusaha keras dan mengharumkan nama bangsa,” kata Martin menegaskan.

Keyakinan Martin bukan tanpa alasan. Dia adalah peraih tiga emas di nomor tersebut di ASEAN Para Games 2009 di Kuala Lumpur, Malaysia. “Namun satu hal yang mengganjal di hati saya adalah catatan waktu lomba, terutama di 100 meter yang masih jauh dari waktu terbaik yang bisa saya cetak,” ujar pemegang rekor lari 100 meter Asia Tenggara dengan torehan 11,56 detik ini.

Menilik ke belakang dalam perjalanan kariernya, bergelutnya Martin dalam olahraga sepak bola menjadi keuntungan terbesar dalam perjalanan kariernya. Sejak kecil meski dengan kondisi tangan kanan yang tak sempurna, Martin terus menggeluti sepak bola dan menjadi pemain dengan skill mumpuni untuk tingkat Provinsi Riau.

“Kemudian saat saya bermain di sebuah pertandingan, Kabid Binpres NPC ketika itu, Bapak Sapri, menawarkan saya untuk mencoba menekuni olahraga atletik,” ucap Martin mengenang. “Mulanya saya mencoba-coba, namun setelah berprestasi saya memutuskan fokus sepenuhnya di olahraga ini,” kata pria yang kini sudah menyandang status PNS Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Riau ini.

Meski sudah meraih banyak hal, baik itu prestasi maupun jaminan hari tua, namun Martin masih belum puas. Ia ingin menjadi juara di tingkat yang lebih tinggi dibandingkan regional Asia Tenggara. Selain itu, ambisi Martin lainnya adalah terus mengikuti perlombaan atletik orang biasa.

“Meski peluangnya kecil untuk menjadi juara, namun saya ingin menunjukkan bahwa saya masih mampu bersaing karena itu jangan pandang saya berbeda dengan orang lain,” ujar Martin yang memperoleh satu emas dan dua perak di Kejurda Riau 2011 ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar